Naskah Drama Bahasa Lampung Terbaru
Naskah Drama Bahasa Lampung Terbaru. Dalam kesempatan yang baik kali ini kami akan berbagi buat kalian yang sedang memenuhi tugas yang telah diberikan oleh bapak/ibu guru di sekolah. Kami akan berbagi untuk kalian naskah drama dengan dialek bahasa Lampung yang dapat kalian jadikan sebagai bahan referensi untuk memenuhi tugas sekolah. Silahkan simak dan simpan selengkapnya di bawah ini;
Lihat juga:
PERAN :
Pemimpin koloni : Intan Febianti
Prajurit 1 : Epri Darma Putra
Prajurit 2 : Heksa Dananjaya
Warga pribumi 1 : Resfina
Meilita Sari
Warga pribumi 2 : Dewi
Wijayanti
Warga pribumi 3 : Citra
Nur Fitri Imani
SUMUR
BANDUNG
Tahun 1932 Lampung Tengah masih
seperti hutan belantara. Saat itu pemerintah Hindia Belanda sudah memerintah di
Indonesia,tentara Hindia Belanda menyuruh prajuritnya pergi ke Lampung.
Pemimpin koloni : “Wahai
prajurit-prajurit ku sai tangguh, mulai
harei ijo mettei ikam tugasko pindah jak Pulau Jawa ijo! Pindahlah mettei ke
Provinsi Lampung guwai ngebuka lahan pertanian sai beghak.”
Prajurit 1 dan
2 : “Wawai komandan,ikam ago ngelaksanako tugas
anjak komandan jamo sewawai2no.”
Pemimpin koloni : “tano siapko perbekalan
mettei,jamo segeralah lapah ke Provinsi Lampung!”
Prajurit 1 dan 2 : “Siyap komandan!”
Keesokan harinya prajurit-prajurit itu berlayar ke Provinsi Lampung.
Sesampai di Lampung mereka di sambut oleh warga pribumi
Warga
1 : “Selamat
bileng di Lampung,anying mahhap sapo mettei?”
Prajurit 2 : “Terimo juk .Ikam
yolah prajurit gagah anjak Hindia Belanda,ikam dinei diprittahko oleh komandan
ikam guwai ngebuka lahan pertanian sai beghak .’’
Warga 2 : “Ulahnyo mettei mustei ngebukak umo diadekjo?
Prajurit 1 : “Ijo iolah perittah
jak komandan ikam,jadei ikam mustei ngerjoken jamo latap tanggung jawab.”
Warga 3 : “Lamun dapek taheu
apo gelagh mettei?”
Prajurit 1 : “Gelagh ikam Edward
Epri”
Prajurit 2 : “Jamo nyak Jhon Heksa,lamen
gelagh mettei sapo?”
Warga 1 : “Perkenalko gelagh
ikam Jhon Tor.”
Warga 2 : “Ikam Jhon Tir.”
Warga 3 :” Jamo ikam
Prajurit 2 : “Namo sai terdenger
unik.”
Warga 1 : “Ghadeu ino mettei
ago tippik dikeddo?”
Prajurit 2 :“Ikam Mak taheu,gahhak ikam ago ngebuat pek
tippik sementaro dinei.”
Warga 2 : “Nyocaro lamun mettei
tippik di pek sikam guwai sementaro watteu?”
Prajurit 1 : “Wah kedengaiannyo
wawai,anying nyo ikam mak mettei?”
Warga 3 : “Tetteu gaweh
makwat,sikam mulo senang dapok batteu metei.”
Prajurit 1 dan 2 : “Payeu ikam setujeu.”
Warga 1 : “Pah tutuk jamo
sikam’’
Para prajurit mengikuti warga pribumi
menuju tempat yang akan kalian tinggali. Dan keesokan harinya...
Prajurit 2 : “Minjak.. harei
ghadeu tukuk.”
Prajurit 1 : “Hoam, wah iyo,anying
ikam pagun palai ghadeu berlayar berubbei.”
Prajurit 2 : “Aih dasar payah,ikam
mustei tano tugas ikam,. ikam sarapan dulu.’’
Prajurit 1 : “Yo ghadeu, baiklah.”
Usai mereka sarapan, mereka menemui
para warga pribumi.
Prajurit 2 : “Selamat tukuk Jhon
Tor Jhon Tir!”
Warga 1 dan 2 :“Tukuk!nyokah mettei ghadeu sarapan?lamen
luk,ikam tasakko.”
Prajurit 2 : “Terimo juk,anying
ikam ghadeu sarapan.’’
Warga 3 : “Mettei ago sikam
ighik muter guwai tigheu umo appai?”
Prajurit 1 dan 2 : “Ya,tetteu ulah ino tujuan sikam.’’
Warga 1,2 dan 3 : “Wawai,payeu tukuk ikam!”
Mereka berjalan dan berkeliling semakin
jauh.
Prajurit 1 : “Wah, balak sekalei
batang ijo.sapo sai kedau?’’
Warga 1 : “Iduh sikam munih
lakwak taheu.”
Prajurit 2 : “alu,nyo namo batang
ino?’
Warga 2 : “Sikam munih mak
taheu.”
Prajurit 2 : “Nyocaro mettei
ijo,unyen2 iduh..”
Warga 3 : “Ulah sikam lekai
muter induh ijo tigeh jaweh,nayah penghun gayib di adekjo,gegoh sitan.”
Prajurit 2 : “Jadei sikam ghabbai
jamo jin?”
Prajurit 1 : “Haha payah.”
Warga 1 : “Ikam mak
ghabbai,cumo ikam mak ago asik.”
Warga 2 : “Ghadeu,gegohno
harei kessegh manem pah sikam balik adek pek sikam!”
Prajurit 1
dan 2 : “Wawai,ayo gham
balik.”
Pagi
harinya ada seorang prajurit yang tengah bangun karena kehausan.
Dan
memeriksa perbekalan, tetapi tidak ada air setetes pun.
Ia
lalu membangunkan temannya.
Prajurit 1 : “Hey minjak,harei
ghadeu tukuk,nyokah pagun wat wai?ikam awes.”
Prajurit 2 : “Ghadeu makko,ghadeu
gelik wakteu gham lapah2 di hutan berubbei.”
Warga 1 : “Wat nyo ijo?.”
Prajurit 1 : “Gham gelik wai jamo
sangeu. Nyo mettei kedau sediyo wai nayah?”
Warga 3 : “Wai sikam munih
gelik. Nyocaro lamun sikam sesak jamo-jamo?”
Prajurit 1 dan 2 : “Ya sikam setujeu, ayo!”
Mereka terus mencari, hingga kelelahan.
Warga 2 : “Gegehno mettei
ghadeu palai?”
Prajurit 1 : “Yo ikam temmen
palai,gham mustei unut pok prei sangun..”
Prajurit 2 : “Dikeddo?”
Warga 3 : “Lebih wawai ikam
unyen ke pohon balak berubbei sai gham temui gaweh,di nei sejuk jamo rindang”
Prajurit 1 : “Payeu,ikam
setujeu.ayo gham nei gaweh.”
Mereka beristirahat diterpa angin
sepoi-sepoi.
Prajurit 1 : “Temmen bangik dideh
nyekebah batang ijo,ikam tandai juk gelleu batang ijo jamo gelleu batang
bandung.ulah dideh batang ijo ikam munih dapek ngeghaseko keadaan gegeh dairah
di Bandung. Nyo gham setujeu ?”
Warga 1 : “Oh geh ino.. gelagh
sai wawai,yolah sikam setujeu.jamo geh ino mettei ninggalko sedikit kenangan
guwai sikam.”
Prajurit 1 : “Ah terimo juk lamun
geh ino.hey kelly ulahnyo nikeu meneng gaweh,cawo terimo juk adek tiyan!”
Prajurit 2 : “Ya terimo juk,anying
ayo sikam mulang. Ikam pallai ago sekalei pedem.”
Prajurit 1 dan
Warga 2 dan 3 : “Yo ghadeu,ayo ayo!”
Merekapun pulang.
Dan keesokan harinya mereka melihat warga
pribumi sedang
membuka
ladang dan lahan pertanian.
Prajurit 2 : “Wah,jamo geh ijo
sikam dapek tano ngelapor ijo adek komandan.”
Prajurit 1 : “iyo,jamo gham dapek
cakak pakkat.Aduuh..!”
Prajurit 2 : ‘’Ulahnyo nikeu?”
Prajurit 1 : “Betteng ikam
sakik,gegeh ikam ago umban wai balak.”
Prajurit 2 : “Ya sudah nei umban
wai balak,di paghek puhun bandung ino!”
Prajurit 1 : “Serundoni ikam,ikam
ghabbai.”
Prajurit 2 : “Hah,mak malleu
nikeu,dawah kok ghabbai. Ya sudah ayo nyak temani!”
Prajurit 1 : “Hehe,iyo ayo
geluk,ghadeu mak tahhan ikam.”
Prajurit 1 : “Ayo-ayo.”
Dan saat prajurit itu hendak buang air
besar, ia merasakan seperti ada aliran air yang mengalir di kakinya.
Prajurit 1 : “Wai nyo ijo?,lebih wawai ikam cukkil
gaweh cutik. Wah kessegh
nayah wainyo ,ikam juktaheu tiyan gaweh.”
Prajurit 2 : “Wah wah ayo sikam
panggil kaban warga pribumi.”
Semua : “AYO!”
Mereka semua berkumpul di dekat Pohon
Bandung. Dan terus menggali hingga menyerupai sumur.
Warga 2 : “Ayo sikam kalei
jamo-jamo!”
Semua : “AYO!”
Warga 1 : “Ghadeu ino,gham juk
gelagh wat sumugh ijo?”
Prajurit 1 :”Gham juk geluk lubang
ijo sumugh bandung.nyocaro?
Semua : “Ikam setujeu!”
Warga
1,2dan 3 : “Terimo juk ya
allah! (sambil bersujud).”
Dan
semua bahagia.
Begitulah
Legenda Sumur Bandung.Sampai sekarang sumur itu masih dinamakan Sumur Bandung.
Letaknya berada di belakang Kantor Walikota Kota Metro,anehnya sumur ini tidak
pernah kering walau diambil terus menerusoleh masyarakat Metro.
AMANAT:
Kita harus
terus berusaha untuk merubah keadaan, tolong menolong sesama makhluk Allah SWT
& jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan.
Naskah Drama Bahasa Lampung Terbaru. Demikian postingan kali ini yang dapat kami berikan untuk kalian yang saat ini sedang membutuhkan sebagai tugas sekolah berguna sampai jumpa pada postingan berikutnya.